Powered By Blogger

Sunday, November 28, 2021

Ratu Hatiku ๐Ÿงก

Sukar untukku luahkan perasaan ini
Sesuatu yang terpendam dalam lubuk sanubari
Jiwa ini seakan-akan meronta-ronta
Tatkala bercerita tentang dirimu
Tak lain tak bukan itulah ibuku 
Seorang insan yang begitu bermakna 

Di sini aku mula bercerita 
Di sini juga kalian akan mengetahuinya
Tentang kisah hidup seorang wanita
Sanggup ke hulu ke hilir selama 9 bulan
Membawa perut yang tengah sarat 
Semata-mata mahu membiasakanku dengan dunia luar 
Sebelum saatnya tiba 
Sebelum aku benar-benar bisa membuka mata 
Bisa melihat keindahan alam semesta 

Ibuku atau lebih mesra dengan gelaran emak 
Seorang insan yang manis senyumannya
Lemah lembut tutur katanya 
Wanita yang sentiasa tenang 
Tetapi isi hatinya aku sendiri tidak tahu
Mungkin saja dia tersenyum dikala duka 
Atau sebaliknya bukan seperti tanggapanku 

Ada suatu hari dia duduk termenung 
Mungkin ada sesuatu yang  bermain di benak fikirannya
Di saat aku meneliti wajah ayunya
Tiba-tiba hati ini terasa sedih 
Adakah aku terlalu beremosi? 
Hakikat sebenarnya emosional itu juga datang daripada dia 
Bagaimana acuan begitulah kuihnya 
Aku juga sama sepertinya 
Sejak azali memang sejenis yang beremosi 

Siang berganti malam
Matahari melabuhkan tirainya
Muncullah bulan purnama mengambamg 
Sentiasa bercahaya di kala kegelapan malam 
Itulah perumpamaan sesuai untuk ibuku
Menerangi hidupku yang gelap gelita
Tanpa arah dan hala tuju
Dialah yang menggenggam erat tanganku 
Membawaku keluar menuju ke jalan yang benar 
Memberi didikan agama yang utuh 
Agar suatu hari nanti aku bisa menjadi anak berguna 
Kepada agama, bangsa dan negara

Andai suatu saat nanti dikau pergi 
Entah apa yang akan berlaku 
Hanya Tuhan Maha Mengetahui 
Apa yang kurasa sekarang ini 
Walau bintang di langit sana dihitung sekalipun 
Tidakkan membawa apa-apa erti 
Kerna rasa sayangku ini terlalu banyak 
Tidak setanding hitungan gugusan bintang itu 

Walau dimana jua aku berada 
Walau jauh beribu-ribu batu sekalipun 
Walau sudah berabad lamanya 
Raut wajahmu yang suci itu 
Akanku ingati hingga ke nafas terakhirku 
Aku percaya dalam benak fikiranmu 
Selalu terngiang-ngiang akan diriku
Dan engkau juga perlu tahu 
Aku juga sama sepertimu 



Anak Muda ๐Ÿ

 Aku musykil 

Melihat anak muda kini 

Keberangkaliannya sama sahaja 

Sukar tuk mencari 

Seorang dalam sejuta 

sepertiku 

Mungkin ada diluar sana 

Lebih atau kurang daripadaku

Tapi tidak ada yang sama 

Yang bijak itu rajin

Yang malas itu bijak 

ataupun 

Yang kurang itu rajin 

Yang malas itu kurang 

Terserah masing-masing 

Sememangnya aku kurang 

Tapi dari segi penjagaan,kekemasan ,budi pekerti dan sebagainya.. 

Tidak perlu dijelaskan lagi 

Aku amat menitikberatkannya 

Itulah diriku buat pengetahuanmu 

Sekadar mencoret bukan menunjuk 

Pagi-Pagi Buta ๐Ÿƒ

Di keheningan pagi 

Diselubungi kabus seakan-akan Tanah Tinggi Cameron

Aku bersendirian seperti kebiasaannya 

Turun ke dewan makan terlebih awal 

Adakah aku terlalu awal

Ataupun mereka yang lewat

Kehairanan sejenak 

Usai sarapan mengisi perutku yang kosong 

Aku mengaturkan langkah kesekolah

Ditemani cahaya lampu telefon bimbitku 

Bukannya apa 

Sudah lumrah sekolah ini gelap gelita

Cahaya lampu hanya menerangi aras bawah sahaja 

Bersyukur telefon bimbitku ada gunanya

Aku berjalan di lorong-lorong kegelapan

Menuju ke kelas seorang diri

Kebiasaannya akulah yang paling awal

Terlewat sedikit mungkin aku yang kedua 

Kubukakan pintu terkebil-kebil mencari suis 

Cahaya menerangi tatkala suis dipasang 

Setakat itu sahaja coretan kali ini 

Andai umurku panjang kita bersua lagi 


Saturday, October 30, 2021

Berbeza ๐ŸŒป

 Mungkin dulu begitu, 

Sekarang begini, 

Tidak pernah ku menduga, 

Semua ini harus terjadi, 

Apa yang ku rasa sekarang, 

Ku tidak rasakan dahulu, 

Apa yang ku rasa dahulu, 

Ku tidak rasakan sekarang. 

Lihatlah betapa adilnya 

Takdir Sang Pencipta, 

Mengajar aku, 

Erti kebahagiaan dan kedukaan, 

Bukannya hidup sekadar goyang kaki, 

Tapi! 

Perlu ku rentasi seluas lautan pasifik, 

Mungkin saja aku berhenti, 

Atau mungkin aku meneruskan perjalanan, 

Terserah pada kekuatanku ,

Masih bisa menerima 

Atau berterus-terusan 

Menyalahkan-Nya ..

Nukilanku Buat Mu ๐ŸŒฟ

 Sehari-hari hidupku begini, 

Kadang-kadang terasa kekosongan 

Mulai menjengah diriku, 

Menyedarkan aku betapa sepinya 

Hidupku tanpa mu 

Semenjak dikau pergi, 

Jiwa ini terasa kosong, 

Apa jua kebahagiaan pun tidak terisi 

Mungkin cuma sedikit, 

Tatkala guru mencurahkan 

Ilmunya dihadapan, 

Selebihnya hanya kedukaan. 

Mungkin ini sudah ditakdirkan .

Untukku mengenal erti kehidupan ,

Terselit kebahagiaan dan kesedihan, 

Sememangnya aku perlu pasrah, 

Menerima segala ketentuannya, 

Tanpa pernah mengeluh, 

Mempersoalkan, 

Mengapa dan Kenapa? 

Sunday, September 19, 2021

Senyumanmu ☺

Sejujurnya dia hanya terpaksa,

Memberi senyuman dikala duka,

Untuk mengaburkan mata manusia,

Adakah dia sudah bahagia ,

Ataupun sedang berdukacita .

Saturday, February 20, 2021

Kehidupan ini sementara ๐Ÿ‚

Waktu berlalu dengan pantas, 
Tanpa aku sedar,
Usiaku juga sudah menginjak, 
Makin lama makin berusia, 
Mungkin ajalku juga sudah tiba,
Walau cepat atau lambat,
Kematianku pasti menyusul. 

Tuesday, February 16, 2021

Seandainya ....

Seandainya kau tahu apa yang aku rasa,
Engkau tidak akan pusing bertanyakan tentangnya lagi.
Seandainya dunia ini tidak adil,
Maka ramailah insan di luar sana mengerti akan perasaanku ini.
Seandainya lelaki di seantero dunia ini,
seperti kamu!
Maka akan hancurlah wanita- wanita diluar sana.
Seandainya aku mendengar apa yang mereka bilang,
Nescaya hidupku akan bahagia seperti dulu. 
Seandainya masa bisa diputarkan,
Akan ku tebus dosa-dosa yang lalu.
Seandainya itu berlaku,
Maka bahagialah aku seorang di dunia ini.
Seandainya mimpi lebih indah dari realiti,
Akan kutidur sepanjang hari.

Monday, February 15, 2021

Perjalanan Hidupku ✍️

 19 tahun berlalu ,
Banyak mengajar aku erti kesabaran,
Penuh renjau-renjau dan onak duri perlu aku tempuhi,
Namun tetap kuhadapi walau dengan sekeping kudrat ,
Hidup ini ibarat kamu membawa nakhoda yang besar,
Jika kamu pandai membawanya,
Maka hidup kamu juga akan terhindar daripada lembah kejahilan dan kealpaan dunia,
Hari berganti hari ,saat berganti saat ,
Menunjukkan betapa cepatnya masa berlalu,
Terus-terusan meninggalkan kita yang leka dengan kemewahan dunia,
Siapa aku?
Untuk menuding jari pada Sang Pencipta,
Siapa aku?
Untuk mempersoalkan qada' dan qadarnya,
Biarlah apa jua yang mendatang,
Dengan berbekalkan sekeping kudrat ini,
Akan ku tetap jalani dengan penuh kesabaran,
Kerna aku yakin dan percaya,
Selagi kaki bisa melangkah,
Selagi itu aku takkan mengalah .
 
                                                   


Sunday, February 14, 2021

Qada' dan Qadar Sang Pencipta ๐Ÿคฒ

 Entah mengapa ,

Hati ini terasa sayu,

Mungkin aku tidak mengerti, 

Mengapa hidupku begini,

Mereka begitu ,

Kenapa mereka bisa dapatkan itu,

Sementara aku? 

Mungkin aku tidak sedar,

Aku bukan seperti mereka,

Pura-pura punya wang,

Pura-pura seperti golongan berada,

Berbelanja tidak mengenal kemampuan,

Wang bapaku juga yang kehabisan,

Mencari rezeki dari pagi ke malam,

Untuk menyara keluarga,

Anak-anak ramai,

Tapi seorangpun tidak mampu 

menggantikan tempat bapaku,

Menjadi punca utama pencarian rezeki,

Mampu berharap ke atasnya seorang,

Jikalau dia tiada,

Aku tidak tahu apa yang akan berlaku,

Mungkin apa yang aku perolehi ,

Tidak akan sama seperti dulu,

Mereka semua berbeza,

Begitu juga diriku,

Kerna itu aku tekad,

Tuk mengubah kehidupanku,

Berbelanja tanpa meminta wang saku,

Ambil apa sahaja yang aku mahu,

Berikan apa saja kepada orang tua ku ,

Kerna mereka telah berikan lebih dari itu,

Satu hal yang tidak bisa dilupakan,

Ada lagi manusia lebih susah dariku,

Cuma aku saja yang tidak peduli,

Aku tidak tahu adakah aku !

Sudah bersyukur ?

Ataupun tidak !

Ampunkan diriku ,

Kerna terlanjur menyalahi ketentuan-Mu